Jumat, 13 Februari 2009

at the rainy day part 2

Bel istirahat pun berbunyi. Selama pelajaran biologi, aku tak meghiraukan satu pun kata yang ditujukan Eza padaku. Dan disaat dia sedikit marah karenanya, aku hanya bisa menjawab aku ingin mengejar ketinggalan pelajaran.padahal, tak satupun perkataan Bu Sheila masuk ke dalam otakku.seperti kata orang, “masuk kuping kanan keluar kuping kiri” .Dalam hati ini berkecamuk seribu pertanyaan yang tak dapat keluar dari hati. Sejenak aku masih saja terdiam di bangku ku. Berpura-pura sibuk menatapi buku catatan ku. Eza sedari tadi duduk di sebelahku tak kuhiraukan sama sekali. Sejenak semua mata tertuju pada kami karena tak biasanya aku dan Eza saling berdiam diri. Aku mendengar decakan penuh kesal dari Eza. Langsung saja dia memegangi kedua pipiku dan membuatku menoleh kepadanya.

“Apa sih,Za?”

“Loe tuh yang kenapa?!Misa, napa sih dari tadi Loe diemin gue terus!!emangnya Gue salah apa?!”ujar Eza histeris menatapku dengan wajah seriusnya. Aku paling tak tahan dan berdoa dalam hati semoga ada dewa penyelamatku kali ini. Dan benar saja , Kusuma tiba-tiba berteriak.

“Oi, jadila mesra-mesraan tu!He, Misa..adek Loe manggil nih!”

“Adek?!enak aja!dia itu partner gue tau!”segera aku berdiri dan membawa notes ku.

“Sorry Za, nanti aja,Ok?!”ujarku sambil menarik keluar partnerku itu.dia terlihat bingung melihat tingkahku secara tiba-tiba itu.

“Hei,Loe tu napa sih?!kita mau kemana sih?!Shouki de nai!”

“Eh,Gomen..Gomen, yan!” aku melepas tanganku dari Ryan. Dia memegangi pergelangan tangannya.

“Heh,Baka!Gue ke kelas Loe tadi tuh cuma konfirmasi doank,kalo kita berdua dipanggil ke ruang Kepsek.ayo!”ujarnya yang berbalik memegangi tanganku.walau menahan malu, setidaknya aku ingin berterimakasih karena Ryan mengeluarkanku dari “mulut harimau”.jika Ryan tak datang, mungkin Eza akan terus memaksanya untuk mengaku kenapa aku mengindarinya hari ini.

“em..Yan,Arigatou ya..”

“Hah?buat?”

“Ah, nggak.Loe gak perlu tahu.”

“dasar.cewek aneh..”genggaman tangan Ryan terasa begitu kuat dan hangat. Hampir sama dengan genggaman tangan Eza padaku.

Aku tak menyangka, seorang cowok satu spesies denganku (gila anime), yang terlihat sangat innocent dibalik raut muka mirip orang Jepang ternyata terlihat begitu gagah dari belakang.atau mungkin, saat ini aku terlalu terbawa kesedihan.tapi setidaknya kali ini aku merasa bersyukur akan kehadiran Ryan.

ÓÓÓÓÓÓ

Nan..de??”

“Hontou..ni?”

Perkataan singkat sang kepala sekolah serentak membuat aku dan Ryan terbengong lalu saling pandang satu sama lain.

“Iya. Sebuah undangan dari salah satu sekolah di Bali untuk menghadiri “ tujuh hari tur misteri ” disana. Nah, saya menugaskan kalian berdua ke sana, karena menurut Stevan , kalian berdua sama-sama penggemar fanatic misteri. Selain itu, bukankah kalian berdua wartawan sekolah ? Bali adalah tempat yang lumayan bagus buat menigkatkan level bahasa Inggris kalian.dan jika kalian bersedia, seluruh fasilitas akan ditanggung sekolah, lalu kalian diberi nilai A.” terang saja, aku tergiur mendengar “nilai A” karena selama aku menjadi wartawan, aku selalu ketinggalan pelajaran dan terlalu banyak absensi membuat nilai afektif ku jauh dari A. sejenak aku melirik Ryan dan kami saling berpandangan.

“ Besok, saya tunggu jawaban terakhir kalian..silahkan kembali ke kelas kalian masing-masing.” Aku dan Ryan keluar dari ruangan kepala sekolah. Kami berdua bertatapan lama.

“Gimana?”

“bonyok gue mah pasti setuju aja, selama tujuan jelas,apalagi ini kan dari sekolah..”ujar Ryan santai.

“Gue..juga pasti dikasih sama bonyok, tapi..ada seseorang yang pasti ngelarang gue buat pergi..”
“Pasti Kak Eza..ya,kan?”

DEG!!tebakan Ryan benar-benar tepat sasaran. Aku tak tahu harus berbicara apa, karena itu memang benar.

“ Duh…Emangnya kak Eza siapanya Loe sih ?!gini aja deh, Loe harus ikutin apa kata hati Loe. Kalo Loe gak ikut,itu berarti gue juga gak bisa ikut.” Kali ini Ryan bernada serius padaku.aku menjawab asal-asalan karena jantungku berdetak begitu cepat.

“Ho..Loe kan bisa pergi sendiri kesana ? koq kalo gue gak ikut,Loe juga?”sejenak Ryan menghentikan langkahnya.aku pun berhenti dan berbalik melihatnya.

“Ryan?”

“Gimana gue bisa..pergi kesana tanpa Loe..kita kan, partner..Loe juga bilang gitu kan?jelas, mana bisa orang lain ngegantiin cewek baka kayak Loe yang Cuma satu-satunya di dunia ini?” suasana yang kupikir romantis luntur seketika.langsung saja aku berteriak

“Ya udah, gue ikut!puas Loe!udah!gue mo balik ke kelas!” ujarku sambil berlari kencang tak perduli meninggalkannya yang terdiam mendengar aku berteriak.

bersambung

Tidak ada komentar: